Beberapa waktu lalu, kita dikejutkan oleh musibah kecelakaan pesawat yang menewaskan seluruh penumpangnya. Ada beberapa penumpang yang selamat. Bukan penumpang yang berada di dalam pesawat, melainkan penumpang yang tertinggal pesawat karena tidak membaca pemberitahuan perubahan jadwal penerbangan yang dikirimkan melalui email. Pada saat ketinggalan pesawat, kira-kira apa yang ada di dalam pikiran calon penumpang yang selamat itu?
“Ah, siaaaal! Gue ketinggalan pesawaat! Rugi deh gue, hilang duit gue!”
Acap kali, kita menyesali musibah yang menimpa (dan bukannya mensyukuri). Kita membiarkan pikiran negatif menguasai, tanpa mau mencoba memikirkan hikmah yang ada di balik musibah tersebut. Saya juga pernah tertinggal kereta api kelas Bisnis, padahal tiketnya sudah bayar. Saya marah-marah kepada supir taksi yang lelet jalannya. Sampai berpikir, mungkin itu supir sengaja jalannya dileletkan supaya biaya yang tertera di argometernya itu naik terus. Akibatnya, saya harus beli tiket kereta api kelas Eksekutif, karena sudah tidak ada lagi kereta kelas bisnis, kecuali saya mau menunggu sampai sore.
Sepanjang hari, saya terus merutuki musibah itu, tanpa mencoba menikmati fasilitas yang diberikan oleh kereta api kelas Eksekutif. Di dalamnya, hanya ada sedikit penumpang. Duduk di kursi yang nyaman, bak duduk di atas sofa empuk. Kursinya bisa disandarkan kalau kita mau tiduran, juga ada bantal kecil yang empuk dan wangi. Ada fasilitas televisi di setiap gerbong, plus dapat snack dan minuman. Gerbongnya juga nyaman, tidak ada tukang jualan (saat itu, penjual makanan masih diperbolehkan berjualan di dalam kereta api kelas Bisnis). AC-nya maksimal, udara terasa sangat sejuk. Amboooi… enaknyaaa…. Pengalaman itu masih menjadi pengalaman pertama saya menaiki kereta api kelas Eksekutif. Kalau bukan karena terlambat naik kereta, kapan lagi saya bisa menikmati fasilitas itu? Dalam kondisi normal, tentu saya lebih memilih naik kereta dengan tarif ekonomis.
Ketinggalan kereta, memang musibah. Tapi, daripada terus menyesali diri, lebih baik mencari sisi positif dari musibah itu. Pengalaman saya jadi bertambah dengan menaiki kereta api kelas Eksekutif. Lumayan bisa jadi bahan tulisan, walaupun saya harus keluar ongkos tambahan. Lah wong mau marah-marah juga tidak ada hasilnya toh? Saya juga baru saja mendapatkan musibah, yaitu paket kiriman untuk seorang teman yang saya kirim melalui sebuah jasa pengiriman, sudah hampir dua bulan belum sampai juga. Entah paketnya hilang di mana. Tidak ada kejelasan juga dari jasa pengiriman tersebut. Hikmahnya? Lain kali saya harus berhati-hati memilih jasa pengiriman. Jika harga paketnya lumayan, sebaliknya memakai asuransi. Kalau hilang kan bisa minta ganti asuransi. Masih mending harga paketnya kemarin itu baru kisaran ratusan ribu, coba kalau jutaan? Nangis darah, kaan?
Berpikir positif membuat hati lebih tenang dan ikhlas menerima kejadian seburuk apa pun. Termasuk jika keinginan-keinginan kita belum tercapai pada saat ini, pasti ada hikmahnya. Berpikir negatif hanya akan membuat kita stress, bahkan depresi. Aduh, saya tidak mau sampai depresi. Saya #BeraniLebih berpikir positif, agar dapat melihat dunia dengan warna-warna cerah.
Twitter: @LeylaHana
Facebook: https://www.facebook.com/leyla.hana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar