Minggu lalu, kami sekeluarga jalan-jalan ke mall. Tiba-tiba anak-anak menunjuk-nunjuk ke stand pameran produk properti karena ada miniatur rumah dan mobil-mobilan. Terpaksa deh kami "pura-pura" melihat pameran tersebut. Suami iseng nanya-nanya harga rumah itu, daripada cuman bengong di depan si sales. Salesnya menjawab dengan wajah "males." Katanya, itu harga rumahnya ratusan juta. "Kalau mau yang subsidi, di sana Pak," katanya, sambil menunjuk ke stand lain. Kalau saya sih nggak masalah mendengar omongan si sales, tapi rupanya suami nggak terima dan langsung mengajak kami pergi.
"Emang muka kita muka subsidi, ya?" tanyanya, kesal. Oooh.. rupanya suami tersinggung. Nanya harga rumah bertingkat, malah ditunjukkan stand rumah subsidi. Saya hanya tertawa. Bukannya bagus ya ditunjukkan harga rumah subsidi yang murah? Dipikir-pikir, apa ya yang bikin tuh sales mengira kami nggak cukup mampu untuk beli rumah bertingkat? Saya melihat-lihat diri saya dan suami, ooh... baru nyadar, apa karena saya pakai daster rumahan yak? Penampilan suami sih seperti biasanya penampilan laki-laki: kaus dan jeans. Penampilan saya yang agak "kumuh" hahahaha..... Siang itu panas sekali, jadi saya asal saja pakai baju yang longgar dan adem.
Saya memang kurang fashionable, apalagi kalau perginya cuman jarak dekat dan naik mobil pribadi, jadi nggak ketemu orang banyak. Lain kalau naik transportasi umum, mungkin bisa lebih dipilih-pilih lagi bajunya. Yang penting baju yang saya kenakan itu menutup aurat dan nyaman. Ternyata, orang masih memandang orang lain dari penampilannya, termasuk pakaian yang dikenakan. Hm, barangkali saya juga sering "terpeleset" begitu. Melihat orang berpenampilan seadanya, saya mengira orang itu tidak mampu. Padahal, bisa jadi dia seorang pejabat yang sedang menyamar hihihi.....
Tadi pagi, pas hari libur, kami jalan-jalan ke mall lagi. Kami bertemu dengan stand pameran properti lagi. Saya tinggalkan suami yang dicegat oleh seorang sales. Setelah suami meninggalkan stand itu, wajahnya terlihat cerah. "Kalau tadi ditawarin apartemen 700 juta," katanya, tertawa. Saya juga tertawa, lalu memandang diri sendiri yang kebetulan agak sylist, nggak pakai daster rumahan lagi. Kalau lagi kepingin dandan, ya hasilnya lumayan. "Aku bilang juga apa, pasti karena baju yang kupakai. Makanya, Ayah beliin baju yang banyak, dong...," kataku, sambil modus. Suami tersipu malu. "Mamah sih...."
Gengsi suami bergantung pada pakaian istri, lho. Buktinya tuh seperti cerita saya di atas, hehe.... Soalnya, pakaian yang dikenakan suami sama saja dengan minggu lalu: kaus dan jeans. Pakaian saya yang berbeda. Setelah kejadian itu, saya jadi kepingin memperbaiki selera fashion saya yang serampangan. Terutama kalau sedang bepergian mendampingi suami. Maraknya toko online membuat saya lebih banyak belanja baju via online. Bukan apa-apa, suami paling males mendampingi saya beli baju di mall karena milihnya lama. Kalau kami jalan-jalan ke mall itu sekadar makan dan mencari hiburan. Pengalaman saya belanja baju di mall bersama suami, doi cerewet banget. Semua baju yang saya pilih, nggak ada yang disetujui dengan alasan modelnya terlalu ramailah, warnanya terlalu ngejrenglah, dan sebagainya. Ujung-ujungnya, saya nggak jadi beli baju.
Beli baju secara online membuat saya bisa memilih-milih dengan leluasa, tanpa takut kaki jadi gempor saking capenya jalan muterin mall. Saya juga nggak perlu menghadapi rengekan anak-anak yang kesal karena mamanya perlu waktu lama memilih baju, juga lirikan suami yang dahsyat. Saya tinggal duduk di depan laptop pada dini hari (waktu yang pas untuk berselancar) dan memilih baju-baju yang saya sukai dan sesuai isi ATM :D
Beli baju secara online membuat saya bisa memilih-milih dengan leluasa, tanpa takut kaki jadi gempor saking capenya jalan muterin mall. Saya juga nggak perlu menghadapi rengekan anak-anak yang kesal karena mamanya perlu waktu lama memilih baju, juga lirikan suami yang dahsyat. Saya tinggal duduk di depan laptop pada dini hari (waktu yang pas untuk berselancar) dan memilih baju-baju yang saya sukai dan sesuai isi ATM :D
Di akun instagram saya @LeylaHana, marak penjual online yang memamerkan dagangannya dengan foto yang bagus-bagus. Bikin kepengen aja. Saya bikin akun instagram pun justru karena kepengen beli. Tapi, ribet juga kalau harus buka instagram saking kebanyakan sosmed. Belum lagi, saya nggak sering buka instagram, jadi ada aja informasi yang ketinggalan. Untung ada Shopious yang mengumpulkan jualan di instagram dalam satu web yang praktis. Saya tinggal buka webnya dan pilih-pilih barangnya. Kalau mau beli baju muslim, ya tinggal klik kategori blus muslim di Shopious. Wuiih... banyak banget baju-baju muslimah yang gaya dan bisa menaikkan gengsi suami :D
Kepada para suami, ayo rajin-rajin beliin istrinya baju-baju modis supaya gengsi suami ikut naik *modus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar