Mestinya blogpost ini ditulis kemarin, tapi apa daya baru sempat nulisnya di tanggal 2. Yang pasti, 32 tahun lalu saya lahir di tanggal 1 November. Kemarin, saya biasa saja menghadapi hari kelahiran. Tak ada rencana mau merayakannya atau apa. Sehari sebelumnya, Sidiq, anak kedua, sakit panas dan tidak masuk sekolah. Kemarin pun masih sakit. Suami udah ngajakin jalan-jalan, tapi melihat anak sakit gitu ya nanti malah tambah parah sakitnya kalau diajak jalan-jalan. Menjelang sore, kelihatannya Sidiq sudah baikan, malah aktif dan tidak mau tidur siang. Lalu, sorenya, dapat broadcast BBM dari teman yang baru buka usaha kafe makanan Mexico di daerah Depok, bagi yang berulangtahun silakan datang, GRATIS!
Ini bukan masalah gratisnya, sih (halaah!), tapi beberapa minggu sebelumnya, teman saya itu (Mbak Elita Duatnofa) sudah menawarkan untuk datang ke kafenya. Ulang tahun atau tidak, buat saya mah gratis dah ahahaha.... Waktu itu suami tidak mau diajak karena menurutnya, tempatnya jauh dari rumah kami. Nah, kemarin sore sepertinya karena bertepatan dengan ulang tahun saya, doi pun mau diajak. Setelah salat Magrib, kami meluncur ke Depok. Sempat nyasar-nyasar, dan Sidiq mulai menunjukkan sakit lagi. Kalau tahu masih sakit mah ditahan-tahan deh jalan-jalannya, lah pas siangnya kan kelihatannya sudah sehat. Dan benar saja, selama makan di kafe itu, Sidiq muntah beberapa kali! Tengah malam ini pun, kondisinya tambah parah dengan muntah dan mencret. Ya Allah, sembuhkanlah Sidiq, hiks.... Sedih banget, karena rencananya hari ini mau jalan-jalan ke Book Fair di Senayan.
Sudah lama saya tidak ke Book Fair. Baru tahun ini bisa mendapatkan ijin lagi dari suami untuk ke Book Fair, mungkin karena pas saya ulang tahun :D Kenapa? Alasannya karena pengalaman ke Book Fair bawa anak-anak itu super repot, mana tempat salatnya susah, antriannya panjang, dan pusing juga nyari buku-bukunya. Mending beli di toko buku aja deh. Tapi, tahun ini saya udah niat borong buku-buku murah terbitan Gramedia dan Mizan. Kelihatannya gagal lagi karena Sidiq belum menunjukkan benar-benar sehat :')
Balik lagi deh ke ulang tahun. Apa makna ulang tahun buat saya? Pertambahan usia, sudah tentu. Semakin sedikit waktu saya berada di bumi ini, semakin harus memperbanyak amal kebaikan. Abaikan sindiran orang-orang yang hanya ingin menghalangi saya untuk berbuat baik. Saya berharap hati bisa lebih bersih ke depannya, tidak menyimpan iri hati, dendam, kebencian, dan penyakit hati lainnya kepada orang lain. Menjadi ibu dan istri yang bermanfaat bagi suami dan anak-anak. Kalau bisa sih, lebih bermanfaat lagi untuk orang-orang di sekitar.
Saya ingin mengutip sebuah hadist, "Barangsiapa yang tidak bersyukur (berterimakasih) kepada manusia, maka tidak bersyukur kepada Allah." (HR. Tarmidzi). Tentu saja, dalam setiap pertambahan usia, selalu ada orang-orang yang perlu saya ucapkan terima kasih atas kehadiran mereka di sisi saya. Selain kedua orang tua saya yang telah berjasa menghadirkan saya, ucapan terima kasih yang paling banyak tertuju kepada suami tercinta, orang pertama yang tadi pagi mengucapkan "Happy Birthday yaaa...." sambil bangunin dari tidur. Betapa banyak peran suami saya terhadap perbaikan hidup saya, setelah kami menikah. Semakin ke sini, semakin banyak dukungannya terhadap pekerjaan saya, ya sebagai istri, ibu, dan individu.
Terima kasih, suamiku... :') |
Pertama, suami menggaji seorang pembantu setengah hari, yang mengatasi pekerjaan rumah tangga sehingga saya tidak terlalu kecapaian dan masih punya tenaga untuk menulis. Rasulullah Saw juga dulu memberikan istri-istrinya masing-masing seorang pembantu untuk melayani kebutuhan rumah tangga. Ini sesuai dengan kapasitas saya, karena tiga anak masih kecil-kecil dan masih diurusi segala keperluannya. Kalau ditambah dengan pekerjaan rumah tangga--berdasarkan pengalaman terdahulu--tubuh saya sering sakit dan emosi juga sering naik. Daripada mempengaruhi perkembangan anak (karena ibunya sering marah-marah), lebih baik menggaji seorang pembantu. Alhamdulillah, si bibi cukup bisa diandalkan walau kita tak bisa menuntut kesempurnaan. Setidaknya saya tidak stres dengan cucian dan setrikaan baju yang menumpuk.
Kedua, suami membelikan laptop untuk peralatan menulis. Ya, laptop yang sedang saya pakai untuk mengetik blogpost ini adalah pemberian suami tercinta. Hiks, terharu rasanya kalau ingat itu. Dulu saya pikir bisa mendapatkan hadiah laptop dari lomba menulis, ternyata tetap saja suami saya yang memberikan.
Ketiga, baru-baru ini suami membelikan motor, yang diakunya sebagai hadiah ulang tahun, hohoho.... Saya pun sudah berani mengendarai motor meski masih jarak dekat. Lumayan jadinya saya bisa mengantarjemput Sidiq sekalian jalan-jalan. Suami mengerti bahwa saya sering uring-uringan karena bosan di rumah.
Tentu saja, itu hanya tiga dari nikmat yang diberikan suami kepada saya. Alhamdulillah, terima kasih, suamiku, jazakallahu khaira, semoga Allah membalas kebaikanmu.
Selanjutnya, saya ingin bersyukur kepada anak-anak saya: Ismail, Sidiq, Salim, yang sudah melengkapi kehidupan saya dan menjadikan saya manusia yang bermanfaat karena mengurusi mereka setiap hari. Masih banyak sikap dan perbuatan saya sebagai ibu yang harus saya perbaiki, karena saya kurang sabar dan telaten. Ya Allah, ampuni dosa-dosa saya kepada anak-anak saya, baik itu dalam perkataan maupun perbuatan.
Dan tentu saja saya ingin bersyukur kepada keluarga, rekan, sahabat, dan semua orang yang berinteraksi dengan saya, yang saya kenal maupun tidak saya kenal (tapi mengenal saya). Terima kasih, Mbak Elita Duatnofa untuk traktirannya di hari ulang tahun saya. Para pembaca yang membaca buku-buku saya juga tulisan-tulisan di blog ini, yang memberikan motivasi untuk terus menulis dan menyebarkan kebaikan. Semoga saya bisa terus memberi manfaat di sisa usia saya. Aamiin....
Thanks Mbak Elita Duatnofa, La Lieta Mexicana, Tanah Baru, Depok |
Jazakumullahu khairan....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar