Assalamualaikum, holaaa.... akhirnya bisa buka laptop lagi setelah mengalahkan rasa malas karena masih aura liburan. Anak-anak dan suami nyantai di rumah, masa mamanya kerja? Hehehe.... Ceritanya mau ikutan posting 1 Day 1 Dream yang diadakan oleh komunitas blogger Kancut, tapi berhubung saya tidak bergabung dengan komunitas itu, jadi saya ikut-ikutan saja nih tanpa dimaksudkan untuk ikut berebut hadiahnya.
Seru juga ngomongin mimpi, apalagi kalau satu hari satu mimpi. Belakangan ini, marak film-film Indonesia yang diangkat dari novel, sebut saja "Kukejar Kau Sampai ke Negeri Cina" yang diangkat dari novel Ninit Yunita, "Strawberry Surprise" dari novel Dessi P, "Merry Riana the Movie" dari buku Sejuta Dollar-nya Merry Riana, dan yang ramai banget di timeline, "Assalamu'alaikum, Beijing" dari novel Asma Nadia. Keren banget ya mereka itu. Saya juga punya mimpi memfilmkan novel-novel saya. Walaupun tidak semuanya, setidaknya ada di antara novel saya yang difilmkan.
Malah, sebenarnya dulu itu saya ingin bikin film, bukan menulis novel. Berhubung menjadi sineas lebih berliku-liku jalannya, saya pun memilih menjadi novelis. Mimpi untuk memfilmkan novel masih belum kabur. Insya Allah, bila Allah meridai, pasti ada jalan. Hm, di antara semua novel yang sudah diterbitkan, yang paling ingin difilmkan adalah Dag, Dig, Dugderan. Kenapa? Menurut saya sendiri sih, novel yang baru saja diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama itu memiliki ide cerita yang berbeda dibandingkan novel remaja lainnya. Kisahnya bukan seputar cinta-cintaan, berlatarbelakang budaya Semarang yang kental, karakter tokoh-tokohnya yang kuat, dan memotivasi para remaja.
Seandainya difilmkan, kira-kira sutradara yang cocok itu Garin Nugroho atau Hanung Bramantyo, tsaaaah... Namanya juga bermimpi, boleh dong ya... Kenapa harus mereka? Karena mereka sering membuat film dengan muatan inspirasi dan lokalitas yang kental. Sutradara-sutradara muda lainnya, saya kurang begitu kenal. *siapa tahu postingan blog ini dibaca oleh mereka atau orang-orang yang kenal mereka, xixixixi....
Novel Dag, Dig, Dugderan bersetting di Semarang, dengan mengangkat festival Dugderan yang diadakan setiap menjelang Ramadhan di Semarang sebagai simbol kerukunan tiga etnis besar di sana: Jawa, Arab, dan Tionghoa. Ketiga etnis tersebut terwakili oleh tiga tokoh utama di dalam novel ini: Sri, Farah, dan Eileen, tiga remaja SMA yang bertarung dalam Olimpiade Sains Nasional. Sementara banyak remaja di negeri ini disibukkan oleh cinta, ketiga tokoh dalam novel Dag, Dig, Dugderan lebih fokus pada cita-cita.
Saya berharap banyak remaja yang membaca novel ini, dan semoga menginspirasi. Jika difilmkan, tentu pesan-pesannya juga akan lebih banyak menjangkau penonton atau orang-orang yang malas membaca bukunya. Aamiiin..... Ini mimpi pertama saya di tahun 2015. Mimpi selanjutnya, tunggu postingan berikutnya yaa :D
Tersedia di toko buku. Rp 43.000 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar