Masih dalam suasana libur tahun baru, eh tapi saya tidak merayakan tahun baru lho. Malam tahun baru, saya di rumah saja bersama keluarga. Tidak memasang petasan, kembang api, membakar jagung atau ayam, dan lain-lain. Biasa saja seperti malam-malam lainnya. Berhubung tahun baru itu libur, dan anak-anak juga masih dalam liburan sekolah, nuansa tahun barunya mau tidak mau tetap terasa. Jadi, jangan dibilang kalau saya memakai standar ganda lho... Di satu sisi tidak merayakan tahun baru, di sisi lain ikut merasakan liburnya. Saya sendiri, liburan setiap hari hehehe.... Bagi saya, merayakan tahun baru di saat banyak musibah terjadi di penghujung tahun itu sangat tidak sensitif. Saya justru lebih memperhatikan musibah jatuhnya pesawat Air Asia yang mengenaskan.
Mengikuti penanggalan masehi, hari ini sudah 3 Januari 2015, baru beranjak tiga hari dari tahun baru Masehi. Kilas balik ke tahun 2014, alhamdulillah saya masih bisa tetap menulis dan ngeblog walau semangat kadang pasang surut. Ada masa di mana saya sangat bersemangat, ada masa di mana saya turun semangat. Contohnya di permulaan tahun baru, saya malah turun semangat. Barangkali saya memang butuh liburan setelah sebulan kemarin aktif ngeblog, meski sedang dalam perjalanan liburan ke Bandung dan Garut. Malam ini, saya coba untuk ngeblog lagi dalam rangka curcol.
Akhir tahun 2013, saya masih belum ada bayangan akan menerbitkan berapa buku. Saya punya target menerbitkan minimal 3 buku per tahun. Saat itu, ada tiga naskah novel yang menganggur. Naskah Dag, Dig, Dugderan sudah saya layangkan ke Gramedia Pustaka Utama, tapi belum ada jawaban. Naskah Aku, Juliet dan Brisbane masih terkatung-katung. Sampai kemudian, Mbak Eni Martini, seorang kawan penulis, menganjurkan agar saya mengirim naskah ke Penerbit Moka yang sedang mencari naskah roman remaja. Sayangnya, saat ini Moka sudah tidak menerima naskah roman, tapi membuka kesempatan untuk naskah horor/ thriller/ komedi. Alhamdulillah, naskah Aku, Juliet diacc dan diterbitkan oleh Moka, bulan kelima tahun 2014.
Tak lama setelah Aku, Juliet diacc oleh Penerbit Moka, naskah Dag, Dig, Dugderan pun mendapatkan jawaban dari GPU, dan yeesss... akan diterbitkan pula! Senangnya bukan main. Cita-cita saya untuk menerbitkan novel di GPU pun tercapai. Proses terbitnya juga cepat. Menyusul kemudian naskah Brisbane diacc oleh DAR! Mizan dan menjadi novel penutup yang terbit di tahun 2014. Puji syukur kepada Allah Swt, ternyata resolusi saya menerbitkan tiga novel solo dalam setahun bisa tercapai. Saya juga berhasil menerbitkan naskah antologi titipan teman-teman penulis yang tinggal di luar negeri, berjudul "Serunya Puasa Ramadhan di Luar Negeri."
Banyak teman penulis yang menerbitkan lebih dari tiga buku dalam setahun. Saya bukan tipe penulis yang ngoyo, setiap hari harus menulis agar semakin banyak buku yang diterbitkan. Sampai hari ini, waktu menulis masih harus dibagi dengan waktu menjadi ibu dan istri. Saya tidak ingin melalaikan pekerjaan sebagai ibu dan istri gara-gara menulis.
Bagaimana dengan tahun 2015? Masih belum ada gambaran akan menerbitkan buku apa, karena naskah-naskah yang saya layangkan ke penerbit belum mendapatkan jawaban. Semoga saja resolusi saya minimal menerbitkan 3 buku setahun, dapat tercapai lagi. Sementara itu, dunia blogging masih menarik minat saya pula. Tahun lalu, saya mengikuti empat lomba blog maraton. Yang pertama tentang Tuberkulosis, tidak saya selesaikan karena minim ilmu. Lalu, lomba blog tentang pengalaman menjadi ibu, semangat ngeblog di blogdetik, dan Indiva Readers Challenge (khusus review buku). Baru satu yang menasbihkan saya sebagai pemenang, yaitu lomba ngeblog MomStory.
Pengalaman kalah menang mengikuti lomba blog membuat saya semakin selektif dalam mengikuti lomba blog. Beberapa lomba blog yang saya tidak ikuti, diantaranya:
- Tidak menguasai tema. Selain susah nulisnya, kalau dipaksa pun tidak akan menang.
- Tidak menggunakan produknya. Bisa saja saya beli produknya, tapi kalau memang tidak memakai produk itu sejak awal, untuk apa pula ikutan?
- Pesertanya membludak. Dalam lomba blog, tujuan utama adalah mendapatkan hadiah. Jadi, kalau yang memperebutkannya itu banyak sekali, mundur saja deh hehehe....
- Persyaratannya terlalu ribet, tapi hadiahnya sedikit. Dulu, hadiah kecil pun saya uber. Alasannya karena saya ingin mengasah kemampuan menulis dan menambah banyak teman. Tapi sekarang ada prioritas, tak perlu semua diikuti.
- Lomba SEO, biarpun hadiahnya besar, saya tahu itu bukan kapasitas saya.
- Lomba yang hadiahnya berlibur atau pelesiran. Belum saatnya bagi saya untuk jalan-jalan berwisata ke mana-mana, sementara di rumah ada anak-anak yang butuh perhatian. Bayangkan kalau saya dapat hadiah liburan ke London selama seminggu, siapa yang akan mengurus anak-anak saya?
- Lomba yang hadiahnya rebutan, seperti di lomba Semangat Ngeblog Blogdetik yang baru berakhir. Saya kapok ikut lagi. Saya sadar, kuota internet ini minimal sekali, jadi lelet. Begitu memasukkan formulir pengajuan hadiah, eh hadiahnya selalu kehabisan. Ngeblognya sih asyik, tapi rebutan hadiahnya itu bisa memakan waktu dua harian, dan hasilnya nihil. Buang-buang waktu saja.
- Lomba yang penyelenggaranya tidak pernah memenangkan saya, meskipun saya sudah berkali-kali mengikuti lomba yang mereka adakan. Sebut saja, sebuah perusahaan provider ternama yang sudah berkali-kali mengadakan lomba blog. Saya sudah 4 kali ikut lomba blog yang mereka adakan dan tidak pernah menang! Astaga! Sejak itu saya bertekad tidak akan mengikuti lomba mereka lagi.
Semoga tahun ini saya bisa konsisten menulis! Hello, 2015, let's start!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar