Rabu, 30 September 2015

Aetra, Solusi untuk Selamatkan Air Tanah Jakarta


Sumber: Twitter Aetra

Kemarau panjang tahun ini terasa begitu menyiksa. Setiap hari saya berharap hujan turun. Banyak tetangga yang sudah mengalami kekeringan dan harus bangun tengah malam demi bisa mendapatkan pasokan air sumur. Mengapa tengah malam? Karena di waktu tengah malam tidak banyak orang yang menggunakan air, jadi air sumur mereka bisa keluar. Banyak juga yang menggali sumur lebih dalam, hingga 30 meter. Padahal, kami tinggal di Bogor, daerah yang notabene mendapat julukan Kota Hujan, karena seringnya hujan. Kalau kami yang tinggal di Bogor saja merasakan kekeringan, bagaimana dengan penduduk Jakarta? 


Jakarta, sebagai ibu kota negara ini, dipadati oleh rumah-rumah penduduk, perkantoran, mall-mall besar, hotel, dan bangunan-bangunan lain sehingga hanya menyisakan sedikit ruang hijau. Tak heran, kalau banjir maka akan kebanjiran karena sedikitnya pohon yang menyerap air tanah dan kalau kemarau maka akan kekeringan karena persediaan air tanahnya sedikit. Sering sekali saya menyaksikan berita di televisi, warga Jakarta membeli air bersih dari pedagang air keliling karena kekeringan. Bagaimana mereka menghadapi musim kemarau yang lebih panjang di tahun ini? Musim kemarau tahun ini diprediksi menguat dari mulai bulan Agustus sampai Desember 2015. 

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Andi Eka Sakya menuturkan, “Panjangnya musim kemarau di beberapa tempat di Indonesia merupakan dampak fenomena El Nino yang telah mencapai level moderat dan diprediksi akan menguat mulai Agustus sampai Desember 2015.” Hal itu sudah terbukti. Di Bogor saja (tempat tinggal saya), hujan baru turun satu kali selama bulan September. Pepohonan di depan rumah pun kering kerontang. Tanah-tanah menjadi retak. Udara panas dan menyiksa. 

Celakanya, untuk mengatasi kekeringan air, banyak warga yang memperdalam sumur. Itu artinya, eksploitasi air tanah semakin menjadi. Tak cukup dengan pompa biasa, mereka  menggunakan Jet Pump. Di tempat saya saja, banyak orang yang beralih ke Jet Pump demi agar bisa mengambil air tanah sebanyak-banyaknya. Akibatnya terjadilah penurunan permukaan tanah. Di Ibukota Jakarta, rata-rata permukaan tanah menurun hingga 10,8 cm setiap tahun, dan yang terparah di Jakarta Utara hingga 28 cm per tahun dikarenakan eksploitasi air tanah sampai kedalaman 60 meter. Kalau dibiarkan, dalam waktu 40 tahun, Jakarta akan tenggelam. Walaupun saya bukan warga Jakarta, saya tetap harus ikut peduli dengan isu ini, karena bagaimanapun aktivitas kita terhubung dengan Jakarta sebagai ibukota negara.

Mulailah menghemat air dari sekarang, meskipun di musim penghujan. Gunakan air seefisien dan seefektif mungkin, tidak dihambur-hamburkan untuk mandi, mencuci, menyiram tanaman, dan sebagainya. Jangan berlebih-lebihan dalam menggunakan air tanah. Saya juga berharap Pemerintah DKI Jakarta membuat lebih banyak lagi ruang publik hijau (daerah-daerah resapan air) dengan pepohonan-pepohonan rimbun yang berguna untuk menyimpan air hujan saat musim penghujan, sekaligus mengurangi polusi udara. Kita, sebagai warga negara, juga harus ikut menjaga kebersihan air sungai dengan tidak membuang sampah sembarangan dan menghindari limbah rumah tangga. Misalnya, gunakan deterjen yang tidak mencemari air. Bagi perusahaan, harus mengelola limbahnya agar tidak mencemari sungai. Sebab, kebutuhan air di kota-kota besar mengandalkan dari hasil pengolahan air sungai. Bayangkan kalau air sungainya tercemar, kita akan sulit mendapatkan air bersih.

Berikut cara saya untuk menghemat air:

  • Gunakan air cucian beras untuk menyiram tanaman.
  • Gunakan air bekas mengepel lantai untuk menyiram teras.
  • Gunakan ember kecil untuk menampung air mandi (jadi bukan memakai bak mandi besar).
  • Saat mandi, sabuni badan dari kepala sampai kaki dan disiram sekaligus.
  • Jangan biarkan keran bocor, segera perbaiki.
  • Habiskan air minum yang kita ambil, jangan menyisa di gelas. Ambil air minum secukupnya.
  • Saat mencuci piring, sabuni dulu semuanya, baru dibilas.
  • Gunakan mesin cuci manual untuk mencuci baju dengan sekali bilas. Mesin cuci otomatis cenderung boros air.
  • Air sisa cucian baju juga bisa digunakan untuk mencuci sepatu sekolah, sandal, beberapa perabotan seperti kipas angin dan lain-lain.
  • Dan masih banyak lagi yang bisa kita lakukan untuk menghemat air. 


Solusi lainnya adalah mengurangi penggunaan air tanah dan beralih dengan menggunakan air bersih perpipaanseperti Aetra untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. PT Aetra Air Jakarta adalah nama baru dari PT Thames PAM Jaya (TPJ) yang mengelola, mengoperasikan, dan memelihara sistem penyediaan air bersih dan melakukan investasi di wilayah Timur Jakarta (sebagian Jakarta Utara, sebagian Jakarta Pusat, dan seluruh Jakarta Timur) berdasarkan kontrak kerjasama dengan PAM Jaya selama 25 tahun (1998 sampai 2023). Kualitas air yang dihasilkan oleh Aetra telah memenuhi standar kualitas air minum Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010. Berbeda dengan air tanah yang kualitasnya semakin menurun. Pada bulan Maret 2006, BPLHD DKI Jakarta melaporkan dari 80% sampel air tanah di 75 sumur dari 75 kelurahan di Jakarta telah tercemar bakteri E-Coli. Bakteri tersebut sangat berbahaya untuk kesehatan. 

www.aetra.co.id

Aetra tidak menggunakan air tanah sebagai bahan bakunya, melainkan mengambil air permukaan dari Waduk Jatiluhur. Ada 81% air Aetra Jakarta yang disuplai oleh Waduk Jatiluhur.  Pasokan air baku dari Waduk Jatiluhur ini sebesar 9.000 liter per detik (Ipd) dan pengolahannya dibagi dua, yaitu di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Buaran yang mengolah air baku sebanyak 5.000 Ipd dan IPA Pulogadung sebesar 4.000 Ipd. Ada lima alasan mengapa harus menggunakan air Aetra, bisa dibaca di bagan di bawah ini: 

Sumber: Twitter Aetra

Air bersih Aetra disalurkan ke rumah-rumah melalui pipa dinas yang dilengkapi dengan meter air dan aksesoris lainnya, beserta segel dinas dan segel pabrik, dengan jarak maksimum 6 meter dari pipa Aetra ke meter air di rumah pelanggan. Menariknya, Aetra mendirikan gedung pengolahan lumpur (Decanter) untuk mengolah limbah lumpur menjadi air baku, yang dilakukan karena adanya regulasi pemerintah yang mewajibkan perusahaan untuk melakukan pengelolaan limbah. 

Jadi, bagi warga Jakarta, selain menghemat air, mulailah beralih ke air perpipaan seperti Aetra. Cara berlangganannya sangat mudah dan bahkan ada promo BACAN (bayar air harga cantik) Rp 99 ribu. Informasi lebih lengkap mengenai Aetra bisa disimak di Fanspage Aetra, Twitter Aetra, atau subcribe Youtube Aetra Jakarta dan tonton video you tubenya berikut ini. 


 Yuk, selamatkan air tanah Jakarta dengan beralih ke air perpipaan Aetra!

                                                    
Sumber Referensi:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar