Kamis, 30 Juli 2015

Cara Mendapatkan Jodoh yang Halal dan Berkah

Mana ya jodohku?
Assalamu'alaikum. Sedang marak perbincangan mengenai Poligami nih. Sebenarnya, tema ini bukan tema yang baru. Dulu pernah meledak juga saat ada kampanye Poligami yang dilakukan pengusaha Ayam Bakar Wong Solo. Semakin marak setelah beberapa Ustaz juga berpoligami. Dan sekarang marak lagi dengan kehadiran sebuah film bertema Poligami. Uniknya, ada seorang akhwat muslimah yang berteriak minta dinikahi oleh lelaki beristri sambil mengancam-ancam segala. Apa nggak kasian dengan perempuan-perempuan yang masih lajang dan nggak juga mendapatkan jodoh? Jangan tidur di pelukan satu istri saja, bla, bla bla. 


Sikap saya terhadap Poligami adalah menerimanya sebagai salah satu kebolehan di dalam Islam. Jika dimaknakan dalam  Al Quran surat An Nisa: 3 "Nikahilah wanita-wanita (lain) yang kalian senangi masing-masing dua, tiga, atau empat--kemudian jika kalian takut tidak akan dapat berlaku adil, kawinilah seorang saja--atau kawinilah budak-budak yang kalian miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat pada tindakan tidak berbuat aniaya." Maka, Poligami adalah pilihan.

Sebenarnya, makna dari surat itu sudah gamblang sekali ya. Entah kenapa sampai sekarang masih terjadi perdebatan Pro dan Kontra. Bahkan ada yang mewajibkan Poligami. Subhanallah.. berat sekali jika sampai Poligami diwajibkan. Bukan saja wanitanya yang pasti banyak yang tidak sanggup. Laki-laki pun belum tentu sanggup berbuat adil dengan Poligami, lho. Jadi, sudah benar ketentuan Allah. Allah tidak melarang Poligami, tidak pula mewajibkannya. Bagi yang mau Poligami, silakan saja, asal adil. Bagi yang tidak sanggup, ya tidak apa-apa. Lalu, kenapa pula ada yang seolah mewajibkan dan ada pula yang mengingkari?

Memang banyak akhwat muslimah yang belum juga menikah, sementara usia sudah merambat naik. Begitu juga, banyak laki-laki yang belum menikah di saat kondisi sudah mengharuskan untuk menikah. Jadi, sebenarnya bukan muslimah saja yang cemas perihal jodoh. Muslim juga. Ketika saya menerbitkan buku "Taaruf: Proses Pernikahan Sesuai Syari Islam", saya malah banyak diminta menjadi Mak Comblang, lho. Beberapa ikhwan dan akhwat meminta tolong dicarikan jodoh oleh saya. Saya sih mau-mau saja, tapi setelah dijalani ternyata susaaaaah..... Terutama dari sisi akhwatnya. Ini bukan penghakiman ya (kalau perempuan itu suka milih-milih), tapi kisah nyata. Dari sisi akhwat, mintanya ketinggian. Banyak deh alasan penolakannya, dari mulai fisik yang nggak oke, pekerjaan kurang meyakinkan, pendidikan kurang tinggi, dan sebagainya. Sedangkan para ikhwan lebih bersikap terbuka menerima jodoh yang diajukan. Tapi ya itu, gagal dari pihak akhwatnya yang mintanya ketinggian. Nah, lho! 

Pengalaman saya sendiri, memang dulu saya pernah juga bersikap pilih-pilih. Sampai usia 25 (target menikah), saya pun bersikap pasrah. Setelah beberapa kali gagal berjodoh karena pilih-pilih itu, saya memasrahkan pilihan terakhir kepada Allah. Dalam hati saya bertekad, "Siapa pun yang sudah dipilihkan oleh Allah, saya akan terima, walaupun dia mukanya jelek. Nggak apa-apa deh. Saya ikhlas." Alhamdulillah, setelah kepasrahan itu, ternyata saya berjodoh dengan calon terakhir, dan syukurlah dia nggak jelek hehehe....

Daripada meminta lelaki beristri untuk Poligami (yang mana bisa jadi si lelakinya yang nggak siap. Nggak siap kok dipaksa Poligami), lebih baik berusaha mencari jodoh yang masih lajang. Insya Allah masih banyak kok, tenang saja. Berikut ini cara mendapatkan jodoh yang halal dan berkah ala saya: 

Berdoa minta jodoh
Jodoh itu siapa yang punya? Allah. Jadi, mintalah kepada Allah. Saran saya, mintalah jodoh yang soleh. Ya, cukup itu saja syaratnya karena di dalamnya sudah terkandung semua kebaikan. Nggak perlulah minta jodoh yang wajahnya mirip Lee Min Ho, kekayaannya sebanyak Raffi Ahmad, kepintarannya seperti Bill Gates, dan sebagainya. Cukup minta "soleh" saja. Syarat lain, Allah sudah tahu kok. Tidak usah mendikte Allah minta yang seperti ini, seperti itu. Kalau kebanyakan, nanti malah nggak terpenuhi. Seperti kisah dalam surat Al Baqarah, ketika Bani Israel diminta mencari Sapi Betina. Terlalu banyak pertanyaan seperti apa Sapi Betina yang diinginkan, akhirnya malah nggak bisa mendapatkan Sapi Betina tersebut saking syaratnya banyak banget. 

Perbanyak Salat Tahajud, Hajat, dan Istikharah
Bangunlah di sepertiga malam dan laksanakan salat-salat Sunah seperti di atas itu. Allah dekat pada hamba-Nya di sepertiga malam. Allah akan mengabulkan semua doa yang dipanjatkan pada waktu-waktu itu. Nggak percaya? Coba rutin laksanakan dan rasakan manfaatnya. Salat Hajat dikhususkan untuk meminta apa yang diinginkan. Kalau minta jodoh, ya mintalah. Salat Istikharah dikhususkan agar kita mantap dalam menentukan pilihan. Jadi, kalau ada jodoh yang datang, kita bisa mantap, nggak ragu-ragu. Sanggup bangun malam dan melaksanakan salat-salat di atas?

Rutinkan Salat Dhuha
Di waktu pagi, pada sekitar jam 8 sampai 11 pagi, ada sunah Salat Dhuha untuk memperlancar rezeki. Jodoh itu juga rezeki, bukan? Maka, rutinkan salat Dhuha pada jam-jam itu, yaa.... 

Puasa Senin-Kamis
Rajinlah puasa sunah Senin-Kamis, karena saat berpuasa, doa-doa kita cenderung makbul. 

Tingkatkan Kualitas Diri
Kita ingin jodoh yang seperti apa? Jadilah seperti jodoh yang kita inginkan itu, karena jodoh itu sekufu (sepadan, sama). Kalau mau yang soleh, maka kita harus jadi solehah. Mau yang baik, ya kita harus jadi baik dulu. Mau yang ini, yang itu, dan sebagainya? Jadilah seperti itu. Kalau enggak, ya nggak ketemu, karena jodoh itu sekufu.

Carilah Jodoh dari Jalan Mana Saja
Nggak usah gengsi bila orang tua mau menjodohkan. Jalani saja dulu, siapa tau cocok. Begitu juga kalau ada tawaran dari kerabat, teman, dan sebagainya. Nggak perlulah kita bilang, "Emangnya sekarang zaman Sitti Nurbaya?" Pada zaman Sitti Nurbaya, cari jodoh nggak sesulit sekarang karena orang-orang pada masa itu lebih bersikap menerima dan  terbuka. Cari jodoh lewat Biro Jodoh? Boleh juga lho! Asal Biro Jodohnya terpercaya dan sesuai syariah. 

Perbanyak Silaturahim
Silaturahim akan membuka pintu rezeki, termasuk juga jodoh. Semakin banyak ketemu orang, peluang jodoh akan terbuka lebar.
 
Tawakal (Pasrah kepada Allah)
Setelah ikhtiar (usaha) dan doa, selanjutnya ya tawakal. Memasrahkan hasilnya kepada Allah. Pernah merasa nggak, "Pas usaha mati-matian kok nggak dapet-dapet ya. Begitu udah pasrah, eh malah dapat." Nah, itu bener banget. Tutuplah usaha dan doa kita dengan tawakal. 

Berjodoh secara Halal
Kalau sudah dapat calon jodohnya, perkenalan sudah oke, rencana pernikahan sudah di depan mata, tetaplah menjaga interaksi sesuai syariat yaaa.... Sebelum ijab kabul, pasangan calon pengantin masih haram lho. Jadi, jangan berdua-duaan, karena yang ketiganya kue nastar, eh setan.

Saya turut mendoakan, semoga para lajang yang masih dan sedang mencari jodoh, segera mendapatkan jodohnya yang halal dan berkah. Tidak sampai merusak rumah tangga orang. Tidak sampai menzalimi siapa-siapa. Tidak melewati batas-batas syariat. Aaamiin....

Semarak Warna-warni Kemenangan dalam Idulfitri 2015



“Ngapain sih bela-belain mudik sampai rela kena macet berjam-jam?” 

Pernah terpikir hal seperti itu setiap menjelang hari raya Idulfitri? Mudik adalah fenomena khas Idulfitri di Indonesia. Penyebabnya sudah tentu karena arus urbanisasi dari desa ke kota, yang lazim terjadi di Indonesia. Banyak pemuda dari desa yang tinggal, bekerja, dan beranakpinak di kota, tapi masih memiliki keluarga di desa (biasanya para orang tua).  


Nah, menjelang hari raya, para pemuda itu sudah tentu pulang ke rumah orang tua di desa untuk berlebaran bersama orang tua. Kalau mereka sudah menikah, pulangnya dengan membawa keluarga baru. Cucu-cucu juga biasanya senang dengan perjalanan pulang ke desa, sehingga bisa bertemu dengan kakek dan neneknya.  

Kebiasaan itulah yang disebut dengan mudik. Berhubung banyak orang yang mudik, kemacetan memang tidak bisa dihindari. Pemerintah sudah membangun banyak infrastruktur untuk mengurai kemacetan, nyatanya, kemacetan tetap saja ada. Ya wajarlah macet, hari raya Idulfitri kan hanya ada setahun sekali. Kalau ada yang mengatakan, “minta maaf kan bisa kapan saja, tidak harus pas hari raya.” Iya betul, tapi masih banyak orang yang tidak mau melewatkan momen hari raya itu untuk kumpul keluarga, sehingga macet-macet pun tak masalah. 

Saya termasuk salah satu dari mereka  yang mudik ke rumah orang tua di desa. Sebenarnya, orang tua saya sendiri kampungnya ya di Jakarta. Ayah saya asli orang Jakarta, ibu saya orang Solo. Dulu waktu saya masih kecil, saya biasa mudik ke Solo, tapi kebiasaan itu berhenti setelah Mbah Kung dan Mbah Putri meninggal dunia. Keluarga besar dari Ibu masih banyak yang tinggal di Solo, tapi sepertinya kewajiban mudik sudah gugur setelah Mbah Kung dan Mbah Putri meninggal dunia. Sebaliknya, saya lebih wajib mudik ke kampung suami, karena ada orang tua suami saya di sana.
Mudik demi bisa sungkeman dengan orang tua

Kampung suami saya di Garut, juga menjadi salah satu tujuan mudik banyak orang. Tak hanya yang tinggal di Garut lho, yang mau mudik ke daerah Jawa Tengah pun banyak yang lewat Nagrek, salah satu jalan menuju ke Garut, Tasikmalaya, dan sekitarnya. Yap, Nagrek adalah salah satu titik kemacetan saat mudik. Bila biasanya perjalanan ke Garut hanya memakan waktu 5 jam. Saat lebaran bisa makan waktu 12 jam! Buat kami, itu lamaaa sekali. Harus bisa menahan emosi menghadapi kemacetan. Iya kalau macetnya masih padat merayap. Kalau berhenti di tengah jalan? Bawa anak-anak kecil pula. Belum rewelnya, belum yang mau buang air kecil atau besar, belum yang lapar dan haus, dan lain-lain.  

Itulah mudik. Biarpun susah seperti apa, tetap dijalani dengan riang gembira. Malah sudah disiapkan seminggu menjelang hari raya. Sebab, bagi saya sendiri, mudik menyimpan warna-warni kemenangan Idulfitri.  Ada banyak warna-warni kemenangan Idulfitri yang tersimpan dalam sebuah kata “mudik.” Berikut ini adalah warna kemenangan versi saya.

Ibadah
Salat sunah Idulfitri seolah menjadi penutup dari seluruh rangkaian ibadah di bulan Ramadan. Salat ini lebih afdal diadakan di lapangan terbuka. Suasananya terasa syahdu sekali, manakala semua orang rukuk dan sujud bersama-sama merayakan hari kemenangan. Kemarin, saya salat bersama ibu mertua dan salah satu adik ipar. Adik ipar lainnya berlebaran di rumah mertua.
Salat Ied bersama ibu mertua dan adik ipar

Kumpul Keluarga
Kumpul keluarga besar dari suami saya menurut saya sangatlah menakjubkan. Saya baru mengalaminya setelah menikah dengan suami. Kumpul keluarga besar itu bukan hanya di antara keluarga inti suami, tapi semua keluarga yang jumlahnya mencapai ratusan. Iya, ratusan! Keluarga dari ibu mertua dan bapak mertua rutin mengadakan halal bi halal keluarga besar dari satu generasi Abah Buyut yang sudah meninggal dunia. Abah Buyut dari ibu mertua dan bapak mertua sama-sama punya 10 orang anak (zaman dulu kan anaknya banyak-banyak). 

Kumpul keluarga, lebaran hari pertama
Kesepuluh anaknya itu rutin mengadakan halal bi halal yang mengundang seluruh anak keturunannya. Walaupun kesepuluh anaknya itu sudah ada yang meninggal dunia (termasuk ibu dari ibu mertua saya dan bapak dari bapak mertua saya), acara itu masih rutin diadakan. Bayangkan saja, berapa orang yang menghadiri acara halal bi halal itu? Semua anak, cucu, cicitnya hadir di acara tersebut, sudah mirip dengan acara resepsi pernikahan saja jadinya. Bedanya, semua orang yang ada di sana itu memiliki hubungan saudara. Sering kejadian, adik-adik ipar saya bertemu di acara tersebut dengan teman-temannya di sekolah yang ternyata masih bersaudara. “Eh, ternyata kita sodaraan, ya?” begitu ekspresi mereka, sambil tertawa-tawa. 

Kumpul keluarga, lebaran hari kedua
Ada juga yang berjodoh, lho. Di keluarga suami saya, ada dua adik ibu mertua yang berjodoh dengan adik dan saudara dari bapak mertua. Untung jodoh suami saya itu orang jauh, alias saya, hehe…. Kebahagiaan saat kumpul keluarga besar ini tak bisa dituliskan dengan kata-kata. Saya selalu bersemangat menghadiri acara kumpul keluarga dari keluarga suami saya ini. Agenda tahunan yang mengeratkan hubungan di antara seluruh keluarga besar, karena acara semacam ini tidak bisa langsung jadi. Harus ada perencanaan dan panitianya juga, seperti halnya resepsi pernikahan. Itu berarti, hubungan keluarga terus terjalin demi kesuksesan acara. 

Kumpul keluarga, lebaran hari ketiga, mirip resepsi pernikahan euuuy....


Silaturahim
Silaturahim artinya menyambung hubungan kasih sayang. Mengapa Idulfitri lekat dengan kata “Mohon maaf lahir batin”? Ini ada kaitannya dengan makna Idulfitri itu sendiri, yaitu kembali fitri (suci). Kesucian di hadapan Allah sudah kita tempuh melalui ibadah di bulan puasa. Ibadah itu sendiri ada dua: habluminallah(hubungan ke Allah) dan habluminannas(hubungan ke manusia). Silaturahim berkaitan dengan habluminannas. Dalam kurun waktu satu tahun sebelumnya, kita pasti melakukan kesalahan kepada orang lain, baik itu disengaja maupun tidak disengaja, terlebih kepada saudara sendiri. Jadi, sudah selayaknya kita  saling memaafkan dan meminta maaf, agar suci lahir dan batin. 

Masalahnya, meminta maaf dan memaafkan itu ternyata tidak selamanya mudah. Ada kalanya menjadi sangat susah bila kita memiliki masalah yang pelik dengan seseorang. Itu mengapa silaturahim itu penting. Silaturahim bertujuan untuk menyambung hubungan kasih sayang agar tidak terputus. Allah Swt tidak senang jika kita memutuskan hubungan silaturahim karena permusuhan, pertengkaran, dan sebagainya. Salah satu warna kemenangan Idulfitri adalah saat kita bisa bersilaturahim dengan keluarga dan saudara, saling memaafkan dan meminta maaf, meskipun pernah dirundung masalah. 

Wisata Mudik
Setelah acara kumpul keluarga dan silaturahim selesai, saya dan suami masih ada waktu beberapa hari lagi untuk  berlibur karena suami mengambil cuti 10 hari. Hari keempat lebaran, kami berwisata ke Gunung Papandayan. Di Garut memang ada banyak gunung, sehingga udaranya segar dan airnya dingin sekali. Setelah delapan tahun menikah dengan suami, baru kemarin itu saya diajak ke Gunung Papandayan, hehe…. Tidak tanggung-tanggung, semua keluarga ikut serta: Kakek, Nenek, dan keluarga dari adik-adik ipar. Seru juga berwisata mudik bersama seluruh keluarga besar. 

Wisata mudik
Warna-warni kemenangan Idulfitri itu saya abadikan dalam photo competitionwarna kemenangan Dulux di www.warnawarnikemenangan.com. Lumayan lho, kalau menang, bisa dapat furniture baru dan gadget canggih dari Dulux. Ayo, ikutan juga. Berikut ini foto-foto yang sudah saya ikutsertakan dalam warna-warni kemenangan 2015, berikut cerita singkatnya. Gampang kok ikutannya. Tinggal buka webnya, dan upload foto-fotonya sesuai kategori dan warna kemenangan Dulux. Saya sampai kirim tiga foto. Mudah-mudahan ada yang nyangkut ya, hehe… 





Silaturahim


Wisata mudik

Kumpul keluarga
Di hari raya, saat kumpul keluarga, rumah akan menjadi tempat favorit. Kita pasti senang kalau ada banyak orang yang datang ke rumah kita saat lebaran.  Untuk mempercantik penampilan rumah, kita bisa mengecat tembok bagian dalam dan luar dengan menggunakan Dulux.  Dulux Weathershield dengan teknologi Keep Cool dapat memantulkan cahaya panas dari matahari yang diserap dinding, sehingga mengurangi suhu permukaan dinding rumah kita hingga 5 derajat celsius dibandingkan dengan merek lain. Berguna untuk mempercantik muka rumah kita. Dulux Weathershield PowerFlexx dengan teknologi PowerFlexx sehingga lateks dapat meregang 3x dibandingkan cat premium eksterior biasa. Memberikan perlindungan dari retak rambut, serangan garam alkali, panas matahari, hujan, dan kotoran. Dinding eksterior rumah pun tampak indah dan cerah lebih lama. Dulux Pentalite menghadirkan sentuhan maksimal dengan kualitas ProCover Technology, cat berbahan dasar air yang bermutu tinggi, dapat memberikan hasil akhir menawan dan warna tahan lama untuk interior rumah.

Pada momen Iduliftri ini, Dulux memberikan potongan harga untuk setiap pembelian cat Dulux senilai Rp 1 juta. Caranya gampang. Tinggal daftar saja melalui sms, kirim ke 2000 dengan format DULUX (spasi) Nama #No.Telepon. 


Ada konsultasi gratis juga lho untuk layanan simulasi warna yang bisa diaplikasikan pada dinding interior dan eksterior rumah kita, supaya lebih cantik, yaitu melalui Dulux Preview Consultant. Caranya gampang. Tinggal kirim aja foto dinding foto rumah kita ke www.dulux.co.id dan tim Dulux akan mengirimkan hasil simulasi warna tersebut ke email kita. Wiih... dinding rumah kita bisa lebih keren deh. 


http://emak2blogger.web.id/2015/07/03/warna-warni-kemenangan/



Berburu Oleh-oleh Khas Bogor di Toko Lapis Bogor Sangkuriang

Assalamu'alaikuum.... Mudik lebaran sudah selesai, saatnya kembali ke rutinitas. Setelah disibukkan dengan silaturahim dan persiapan anak-anak masuk sekolah, saya baru sempat melongok blog ini lagi. Seperti biasa, kemarin saya mudik ke Garut, kampung suami. Mudik mulai H -2 lebaran lewat jalur Puncak. Agak was-was juga, khawatir macet, tapi alhamdulillah enggak. Macetnya begitu sampe di Padalarang dan Nagrek. 


Sampai di kawasan Puncak, Bogor, suami menghentikan laju kendaraan kami di depan Toko Lapis Bogor Sangkuriang. Alamat lengkapnya: Jl. Raya Puncak No 113 Cibogo, Bogor. Owh, rupanya mau bawa oleh-oleh dulu nih untuk keluarga di Garut. Ikut, aaah! Tokonya besar dan kelihatannya masih baru. Ternyata benar. Masuk ke dalam, masih kinclong semua. Harga barang-barangnya pun belum ada. Pramuniaganya mengatakan bahwa harga-harga barangnya belum ditempel karena tokonya masih baru. Yaaah... jadi nebak-nebak aja nih. Khawatir harganya mahal aja sih. Jadi, harus tanya ke Pramuniaganya. Ada sih beberapa barang yang sudah dikasih harga, tapi lebih banyak yang belum ada harganya. 

Yuk pilih oleh-olehnya!
Wuiiih... ternyata banyak oleh-oleh Bogor yang belum saya ketahui. Kalau Lapis Bogor yang fenomenal itu udah tau dan emang rasanya nendang banget. Pertama kali nyobain Lapis Bogor itu ketika baru melahirkan Salim dan dibawain kue itu oleh saudara suami yang tinggal di Bogor. Saya juga tinggal di Bogor, tapi lebih dekat ke Depok, dan waktu itu Lapis Bogor belum terlalu semarak di Depok. Sekarang, di Depok udah banyak juga penjualnya. Nah, katanya di Toko Lapis Bogor Sangkuriang  ini adalah penjual Lapis Bogor yang pertama kalinya. 

Lapis Bogor Sangkuriang paling atas, yummy!

Lapis Bogor udah tentu masuk keranjang belanjaan yang pertama kali, yang rasa Original dan Green Tea. Menurut saya, tetap rasa Original (warna ungu dengan toping keju) lebih enak.  Kemudian disusul oleh-oleh lain yang unik dan khas. Ada Kue Biji Mangga. Saya baru tau kalau biji Mangga bisa dijadiin kue. Kreatif yak? Eh, saya nggak tau sih apa benar itu terbuat dari biji Mangga? Saya juga belum nyobain. Namanya juga oleh-oleh, ya langsung dikasih ke penerimanya hehe... Kecuali Lapis Bogornya udah nyobain, lumayan enak. Ada juga Papa Pia Kacang Merah, yang ini sama dengan Bakpia, tapi dia maunya disebut "Papa" bukan "Mbak" wkwkwkwk.... Rasanya enak, soalnya saya emang suka Pia. 

Papa Pia


Kue Biji Mangga

Terus ada Rempeyek Goyang, Ciello Sirup Pala, Teh Hijau Cokelat, dan Es Krim Gentong beraneka rasa. Saya nggak nyobain makanan-makanan di atas, lho. Kalau Es Krim Gentong ini, anak-anak yang mau. Saya udah agak was-was aja harganya mahal. Dulu pernah juga beli es lilin ukuran kecil di toko oleh-oleh, harganya di luar kebiasaan hehehe.... Ternyata benar. Pas nanya ke Pramuniaga, harga satu cup kecil itu Rp 15 ribu!  Yah, tiga kali lipat daripada es krim yang biasa ada di minimarket. Kata suami, memang ini es krimnya sekaliber es krim impor yang mahal itu. Yang bikin bangga, ini es krimnya buatan lokal. Berhubung anak-anak udah ribut minta es krim, jadi beli yang rasa Strawberry, Kopi, dan Cokelat. Untuk rasa Kopi dan Cokelat, anak-anak suka makannya, tapi yang rasa Strawberry itu agak nggak suka. 

Es Krim Gentong

Selain ada toko oleh-oleh, di sampingnya juga ada tempat makan. Masih sepi, eh kan emang bulan puasa, jadi kami nggak icip-icip makanannya. Tempatnya nyaman dan dekorasinya cantik. Bisa buat foto-foto tuh. Di luar, sambil menunggu suami membayar, saya juga ambil kesempatan foto-foto bersama anak-anak. Harga total oleh-oleh yang kami beli itu Rp 234.500. Bagi Anda yang mau beli oleh-oleh khas Bogor, silakan mampir ke Toko Lapis Bogor Sangkuriang ini. 

Tempat makan
Struk belanja oleh-oleh khas Bogor

Anak-anak berfoto di depan Toko Lapis Bogor Sangkuriang