Senin, 22 Juni 2015

Renungan Ramadan: Jangan Nyinyir!

Alhamdulillah, saya memiliki Al Quran yang ada terjemahan dalam bahasa Indonesianya. Jadi, setiap membaca Al Quran, saya bisa sekaligus mengetahui artinya. Bulan Ramadan ini, amalan ibadah kita akan dilipatgandakan pahalanya seperti amalan 1000 bulan. Sejak kecil, orangtua saya selalu mengajarkan untuk berlomba-lomba mengkhatamkan Al Quran. Biar makin mantap belajar Al Qurannya, saya mau membagikan terjemahan dari satu ayat Al Quran yang sudah saya baca, disertai ulasannya menurut saya. 


"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) itu lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok). Dan jangan pula wanita-wanita mengolok-olok wanita-wanita lainnya, boleh jadi mereka (yang diperolok-olok) itu lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan memanggil dengan panggilan yang buruk. Seburuk-buruk nama (panggilan) ialah yang fasik (jelek) sesudah iman. Dan siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang yang zalim. (Al Quran Surat Al Hujurat: 11) 

Subhanallah, saya seperti diingatkan lagi ketika membaca surat ini. Allah Swt melarang kita saling menghina, mengolok-olok, mencela, dan menjelek-jelekkan orang lain. Itulah salah satu akhlak Islam. Jadi, tidak benar kalau Islam itu identik dengan kekerasan, karena untuk urusan "lidah" pun, Allah Swt menyuruh kita agar menjaganya dengan tidak mengeluarkan kata-kata kotor dan keji, apalagi bila sampai melukai hati orang lain. Boleh jadi, orang yang kita hina (olok-olok) itu lebih baik daripada kita. Di zaman sekarang, kata "olok-olok" itu lebih beken dengan sebutan "nyinyir."

Baca lagi ayat di atas, ada titik tekan pada siapa ayat ini ditujukan. Siapa? WANITA. Yap, wanita. Mengapa wanita? Jawabannya mudah saja. Wanita memang paling demen nyinyir. Bagaimana dengan saya? Saya juga wanita dan saya manusia biasa yang sering khilaf. Walaupun saya sudah membaca ayat ini sejak duduk di bangku SMP, terkadang lidah saya pun masih kerap nyinyir. Kalau ngomong face to face, saya malah bisa mengendalikan nyinyir, karena saya aslinya pendiam. Pergaulan di sosmed itu tantangan tersendiri untuk menahan diri dari nyinyir. Bukan tidak sedikit saya terjatuh juga ke dalam nyinyir. Nyinyir-nyinyir di status facebook dan twitter, terutama. 

Itu kenapa dalam dunia sosmed, ada sebutan yang namanya "MOM WAR." Yang masih gadis, ternyata ada yang belum kenal apa itu Mom War. Ya, itulah perang ibu-ibu di sosmed, dalam segala hal. Akhirnya, jatuh ke dalam nyinyir. Merasa menjadi ibu yang lebih baik daripada ibu-ibu lainnya. Nyinyir itu asal katanya "mencibir" atau "nyibir." Soalnya kalau lagi nyinyir, bibir kita maju beberapa senti, ya toh? Wanita memang asal penciptaannya itu suka berbicara dan cerewet. Jadi, semakin jelas mengapa ayat tersebut  menekankan pada wanita. Mari kita istighfar sama-sama. Itulah gunanya membaca Al Quran, kita jadi sering diingatkan. Kalau lupa, ya diingatkan lagi. Untuk mengurangi nyinyir, sudah beberapa bulan ini saya tidak memakai internet di ponsel lagi. Lho?

Iya, saya hanya pakai internet di laptop. Kalau mau internetan, harus buka laptop dulu. Ribet kan? Belum lagi, saya pilih kuota terbatas. Nggak bisa sering internetan juga. Lain halnya kalau bisa internetan di ponsel. Sebentar-sebentar buka sosmed, update status, atau komentarin status-status orang sesukanya. Belum ditambah dengan mengeluh ini-itu. Seakan hidup ini nggak ada yang beres. Daripada buka sosmed, mending buka Al Quran aja yang diseringin, lebih adem dan menjawab setiap permasalahan. So,  nasihat ini untuk saya juga, karena membuka Al Quran itu memang tidak semenarik membuka sosmed, itulah godaannya. 

Nyinyir di sosmed, juga kerap disebut dengan Cyber Bullying, terutama kalau nyinyirnya langsung ke orang yang bersangkutan. Tidak sedikit berita-berita bunuh diri gara-gara dibully di sosmed. Dihina dan dicaci oleh penghuni jagad sosmed. Kalau nggak salah, ada artis Korea atau Tiongkok gitu yang bunuh diri karena cyber bullying. Sekarang kan mudah saja mau ngomentarin artis, karena mereka punya akun di sosmed. Saya pun kerap menghela napas setiap membaca komentar-komentar mengenai artis tertentu. Ternyata jari lebih ganas daripada lidah. 

Mari kita istighfar lagi, dan semoga bulan Ramadan ini dapat membuat kita menjadi lebih baik lagi dalam bersikap dan bertutur kata. Aamiin....





49-11:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar