Selasa, 30 Juni 2015

Renungan Ramadan: Jagalah Keluargamu dari Api Neraka

"Wahai orang-orang yang beriman! Jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu." (QS; At Tahrim: 6)

Al Quran adalah peringatan. Allah Swt menurunkan Al Quran bukan sekadar untuk pajangan di lemari buku atau bahan olok-olok. Miris sekali rasanya, ketika saya membaca komentar seorang remaja yang menanggapi tentang LGBT (Lesbian, Gay, Biseks, dan Transgender) yang baru kemarin mendapat pelegalan pernikahan di 50 negara bagian Amerika. Mengapa miris? Karena remaja itu justru mempertanyakan keberadaan Tuhan (Allah). "Memangnya kalian sudah pernah melihat Allah? Kalian tahu  bagaimana rupa Allah? Saya belum pernah lihat tuh. Saya nggak percaya Allah kalau belum pernah lihat." 


Naudzubillahimindzalik.... Entah bagaimana didikan orangtuanya hingga remaja itu tidak tanggung-tanggung mengakui dirinya seorang Agnostis, yaitu seseorang yang lebih mengagungkan ilmu pengetahuan daripada keberadaan Tuhan. Jika keberadaan Tuhan belum dibuktikan secara ilmiah, maka dia tidak akan mempercayainya. Tak heran bila banyak remaja yang mendukung LGBT, karena lebih mendewakan Hak Asasi Manusia dan kebebasan individu daripada larangan Allah.

Beberapa waktu lalu, seorang teman saya mewawancarai beberapa orang remaja SMA dari  SMA-SMA di Jakarta dan beberapa orang mahasiswa dari perguruan tinggi-perguruan tinggi di Jakarta mengenai Gaya Hidup Remaja Zaman Sekarang. Respondennya diambil secara acak. Jawaban mereka nyaris serupa. Gaya hidup remaja sekarang adalah konsumtif, hedonis, suka menghamburkan uang orangtua, suka berfoya-foya, dan akan melakukan sesuatu yang disukainya sekalipun itu melanggar perintah agama. 

Bahkan, ada yang mengaku sudah hidup serumah dengan pacarnya tanpa menikah dan tidak diketahui orangtuanya. Mereka membohongi para orangtua. Rata-rata dari remaja itu adalah anak tunggal dari keluarga ekonomi menengah atas yang selalu dipenuhi kebutuhannya oleh orangtua. Dan.... mahasiswa yang mengaku sudah kumpul kebo itu malahan kuliah di perguruan tinggi yang berlabelkan agama (Islam)! 

Orangtua mana yang tidak mau mencukupi kebutuhan anak-anaknya? Demi anak, mereka rela memberikan apa saja, bahkan rela banting tulang. Orangtua rela bersusah payah memenuhi kebutuhan duniawi anak-anaknya, tapi sudahkah mereka memenuhi kebutuhan ukhrowi (akhirat) anak-anak? Tak cukup hanya disekolahkan ke sekolah agama, anak-anak membutuhkan teladan langsung dari orangtuanya. Ini pengalaman adik saya sewaktu mengajar kelas 1 SD di sebuah SDIT (SD Islam Terpadu). 

Ada seorang anak kelas 1 SD yang bermasalah. Baru kelas 1 SD sudah bermasalah. Mungkin kalau kita menyebutnya, nakal sekali. Adik saya pun berbicara dari hati ke hati dengan anak itu dan diketahuilah akar masalahnya. Anak itu tidak mau diajak salat, karena ayah dan ibunya juga tidak salat. Ayah dan ibunya sering berantem di rumah. Ayah sering memukuli Ibu. Ibu sering teriak-teriak stres. Percuma bayar biaya sekolah SDIT mahal-mahal, kalau orangtua tidak bisa menjadi teladan juga bagi anak-anaknya.

Tentunya, kita semua ingin keluarga kita bisa masuk ke dalam surga, bukan hanya kita saja. Kita ingin masuk surga bersama suami dan anak-anak. Allah Swt sudah menyuruh kita untuk menjaga diri kita dan keluarga kita agar jangan sampai masuk neraka. Dan terutama soal LGBT yang sudah jelas-jelas dilaknat Allah, berikan pemahaman kepada anak-anak sejak dini. Laki-laki tidak boleh menikah dengan laki-laki, perempuan tidak  boleh menikah dengan perempuan. Mumpung Ramadan, mari bersama-sama dengan keluarga masing-masing, mengaji Al Quran dan memahami artinya. Agar kita bisa masuk surga bersama-sama. Aamiin....



Rumahku Surgaku, Semakin Berkesan Saat Ramadan



Dari Sa’ad bin Abi Waqqash ra, Rasulullah Saw bersabda, “Ada empat kebahagiaan (seorang muslim): istri yang solehah, tempat tinggal (rumah) yang luas, tetangga yang baik, dan kendaraan yang nyaman.” (HR. Ibnu Hibban, Al Baihaqy, Adh Dhiyaa’ Al Maqdisy).


Alhamdulillah, kita sudah memasuki pertengahan Ramadan. Hari kemenangan sudah di depan mata. Rasanya tidak rela ditinggalkan oleh bulan suci yang mulia ini, bulan yang menyatukan seluruh keluarga. Bagaimana tidak? Di bulan Ramadan ini, rumah terasa lebih semarak. Suami saya bisa pulang kantor lebih cepat dan berbuka puasa di rumah. Yang tadinya sampai di rumah jam 8.30 malam, khusus di bulan Ramadan, suami saya sudah tiba di rumah jam 6.30 malam. Ada kebijakan dari kantornya, selama bulan Ramadan, para karyawan bisa pulang jam 4.30 sore. 

Berbuka puasa di ruang tengah rumah bersama suami
Bagi saya, berbuka puasa di rumahtidak ada tandingannya. Kelihatannya memang seru berbuka puasa di luar rumah, seperti di restoran, food court, atau street food, tapi tetap saja tak ada yang lebih membahagiakan dibandingkan dengan berbuka puasa di rumah. Kenangan masa kecil saya saat berbuka puasa di rumah terasa sangat membekas, lebih akrab, dekat, dan syahdu. Ini sisi positifnya berbuka puasa di rumah:

  • Tidak perlu antri pesan makanan, seperti yang terjadi saat buka puasa di restoran. Kalau di restoran, menjelang berbuka puasa itu pasti berdesakan pesan makanan, malah sering tak kebagian dan harus mencari tempat makan lain. Tak jarang, buka puasanya jadi terlambat karena makanannya belum siap.
  • Bisa menyiapkan hidangan dengan harga lebih murah dan lebih banyak daripada di restoran, karena kita masak sendiri. Pilihan menunya pun bervariasi, menyesuaikan keinginan setiap anggota keluarga.
  • Lebih syahdu ketika menyambut detik-detik menjelang berbuka puasa. Orangtua mengarahkan anak-anak membaca surat-surat pendek dan doa berbuka puasa. Kalau di restoran, suaranya pasti lebih berisik karena ada banyak pengunjung lain.
  • Tidak perlu berebut atau antri lama ke toilet untuk ambil wudhu, karena jumlah anggota keluarga tidak lebih banyak daripada pengunjung restoran.
  • Tidak kena macet di jalan dan bisa langsung menunaikan salat tarawih (setelah buka puasa). Coba deh kalau buka puasa di restoran, pulangnya kena macet, akibatnya jadi tak bisa ikut salat tarawih berjamaah di masjid atau berjamaah di rumah bersama seluruh anggota keluarga. 


Salah satu kebahagiaan seorang muslim, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Saw adalah memiliki rumahyang luas dan nyaman. Rumah yang dapat menjadi surga bagi para penghuninya. Baiti Jannati, Rumahku Surgaku. Rumah, seyogyanya tak hanya menjadi tempat tidur semata, tapi juga tempat untuk mengakrabkan hati setiap penghuninya. 

Saya dan keluarga biasa berbuka puasa di ruang tengah dari rumah kami. Di ruang tengah itu ada meja makan yang cukup untuk empat orang. Ruangan itu memang dikhususkan sebagai ruang makan saja, jadi tidak ada televisi. Televisi diletakkan di ruang santai, di lantai dua. Mengapa? Ya, supaya kami bisa berkonsentrasi saat makan, tidak terganggu dengan menonton televisi. Walaupun begitu, kadang-kadang sih kami membawa makanan ke ruang santai dan makan di sana, hehehe…. 


Hidangan buka puasa di rumah

Kami bersyukur sudah memiliki rumah sendiri sebagai tempat berlindung, tidak perlu mengontrak rumah. Cicilan rumahdan biaya kontrak rumah, menurut kami sama saja. Jadi, daripada uangnya digunakan untuk mengontrak rumah, lebih baik beli rumah sekalian. Beli rumahitu tidak sulit kok, asal kita sungguh-sungguh mengupayakannya. Harga rumahbervariasi, disesuaikan dengan keuangan yang ada. Pengalaman kami, agar bisa punya rumah, kami harus menekan biaya untuk hal-hal lain yang tidak begitu penting. Lebih baik punya rumah saat anak-anak masih kecil. Kalau mereka sudah besar, biayanya akan banyak dialokasikan untuk pendidikan. 

Rumah kami memiliki satu garasi, satu ruang tamu, satu ruang tengah, satu kamar mandi, satu ruang santai, satu dapur, dan tiga kamar tidur. Memiliki rumah yang luas dan  nyaman, bukan berarti harus besar dan mewah. Kenyamanan sebuah rumah bergantung pada kebesaran hati pemiliknya dalam mensyukuri apa yang dimilikinya dan menjalin hubungan yang akrab dengan sesama penghuni rumah. Rumah yang besar dan mewah, kalau tidak ada penghuninya (karena sibuk semua), jadi mirip seperti kuburan. Kuburan saja ada penghuninya. Jadi, mumpung bulan Ramadan, mari kita semarakkan suasana Ramadan di rumah.

Mengisi waktu berbuka puasa di rumah dengan menulis

Tahun ini, anak saya yang sulung memasuki tahun kedua belajar puasa, bertepatan dengan hari libur sekolah. Jadi, dia melaksanakan Ramadan di rumah. Namanya juga baru belajar puasa, masih ada acara merengek setiap menunggu waktu berbuka. Agar dia bisa kuat berpuasa di rumah, saya mengajaknya belajar menulis di laptop. Yap, dia sering melihat saya mengetik di laptop. Dia tahu pekerjaan ibunya—selain menjaga rumah—adalah menulis buku dan blog. Saya mengajaknya menulis cerita tentang apa saja, terutama pengalamannya belajar puasa, agar dia tidak merengek-rengek saat menunggu waktu berbuka tiba. Dan ternyata, tulisan pertamanya adalah tentang makanan-makanan yang mau dia makan pada waktu berbuka nanti, hehehe…. Oke Nak, karena kita berbuka di rumah, insya Allah Mama bisa siapkan semuanya. Semangat, ya, berpuasa di rumah

Setelah buka puasa, langsung salat Magrib di rumah




Diikutsertakan dalam:

http://citizen6.liputan6.com/read/2252267/yuk-ikut-ramadan-di-rumahdapatkan-thr-jutaan-rupiah




































































                                                   

Minggu, 28 Juni 2015

Mobil Impian untuk Mudik Lebaran



mobil baru, mobil bekas, harga mobil, mobil murahIni cerita tentang mobil impian saya. 

Punya mobil sendiri? Siapa yang nggak mauuu? Saya udah tentu mau banget, apalagi menjelang lebaran. Mobil pribadi akan memudahkan bersilaturahim ke rumah saudara dan kerabat di hari lebaran. Nggak percaya? Saya punya dua pengalaman yang agak kurang mengenakkan ketika bersilaturahim ke rumah saudara di hari lebaran dengan menggunakan angkutan umum.


Pertama, sewaktu masih kecil bersama orangtua dan adik-adik saya, kami baru bisa bersilaturahim ke rumah saudara di hari kedua lebaran. Padahal, saudara-saudara kami masih satu wilayah, Jabodetabek. Hari pertama, setelah salat Ied, kami lebaran di rumah dan sisanya ya tidur siang. Boro-boro mau jalan-jalan, tukang ojeknya belum ada! Dari rumah, kami harus naik ojek dulu, lalu dilanjutkan dengan naik bus atau angkot. Hari kedua lebaran pun, tukang ojeknya masih satu dua, sementara kami butuh banyak ojek karena jumlah anggota keluarganya cukup banyak. Pernah juga kami bergantian naik ojek, jadi tukang ojeknya bolak-balik menjemput. 

Itu baru ojeknya. Bus dan angkotnya pun masih sedikit, belum banyak yang beroperasi. Duh, merepotkan sekali deh. Saya ingat, kami pernah menunggu berjam-jam di perempatan demi bisa mendapatkan angkot yang kosong, karena rata-rata sudah penuh penumpang. Taksi juga sama saja. Intinya, permintaan angkutan umum di hari lebaran meningkat tinggi, sedangkan supir-supirnya juga sedang libur lebaran. Rental mobil? Belum tentu ada. Banyak juga rental mobil yang sudah kosong semua, karena habis disewakan. 

Kedua, sewaktu saya pulang kampung ke rumah mertua di Garut, membawa dua anak yang berusia 1,5 tahun dan 6 bulan. Jarak usia kedua anak saya itu memang kurang dari 1 tahun. Saya dan suami biasa naik bus ke Garut. Nah, tahu sendiri kan gimana kondisi angkutan umum dari H-3 sampai H+3 lebaran? Penuh dan jaraaang! Kalaupun ada busnya, pasti penuh. Yang lebih parah lagi kalau nggak kebagian bus. Jadi, masih syukur deh kebagian bus walaupun penuh sesak. Anak-anak saya memang dapat tempat duduk, tapi penuhnya bukan main. Mereka kepanasan, rewel, bahkan muntah. Belum lagi anak yang bayi juga buang air besar di diapers. 

mobil baru, mobil bekas, harga mobil, mobil murah

Silaturahim kan nggak harus di hari lebaran…. Di hari biasa juga bisaaa…..

Kalau ada yang bilang begitu, deziiig…! 

Memang sih, silaturahim itu bisa dilakukan kapan saja, nggak perlu nunggu lebaran. Tapi, momen lebaran itu hanya ada setahun sekali. Barangkali, hanya setahun sekali itu kita ketemu dengan saudara dan kerabat yang berasal dari mana-mana. Misalnya, ada yang tinggal di Kalimantan, Surabaya, Semarang, Solo, dan sebagainya, lalu mereka bareng-bareng pulang ke kampung halamannya di hari lebaran. Itu berarti, kita hanya bisa bertemu dengan mereka ya di hari lebaran, kecuali kalau kita mau menyambangi rumah mereka masih-masing, yang belum tentu kita mampu jika tak ada biayanya. Mau nggak mau, sesusah apa pun, harus diupayakan silaturahim di hari lebaran. Kalau enggak diusahakan, ya mungkin kita nggak akan bisa ketemu dengan mereka. Sedangkan di dalam Islam, hukumnya orang yang memutuskan hubungan silaturahim itu haram. Beberapa hadist Rasulullah Saw menyebutkan bahayanya memutuskan silaturahim:

Dari Jubair bin Muth’im ra, ia berkata: “Rasulullah saw bersabda, “Tidak akan masuk surga seorang pemutus, yaitu pemutus tali silaturahim.” (HR. Bukhari dan Muslim).


Diriwayatkan dari Abu Bakroh ra, Rasulullah Saw bersabda, “Tidak ada suatu dosa yang lebih pantas disegerakan balasannya bagi para pelakunya di dunia ini—di samping dosa yang disimpan untuknya di akhirat—daripada perbuatan zalim (melampaui batas) dan memutuskan tali silaturahim (dengan orangtua dan kerabat).” (HR. Abu Daud, At Tirmidzi, dan Ibnu Majah).


Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah bersilaturahim. (Muttafaqun’alaih). 

Oya, mengenai kata “Silaturahim,” masyarakat kita terbiasa menyebutnya “Silaturahmi,”sedangkan kata yang benar adalah “Silaturahim” yang artinya “Menyambung Hubungan Kasih Sayang.” 

Keuntungan punya mobil pribadi itu, diantaranya:

  • Fleksibel bepergian kapan saja, nggak takut nggak ada ojek atau kehabisan angkutan umum.
  • Nggak repot bawa anak-anak, apalagi kalau anak-anak masih kecil dan harus digendong-gendong. Bayangkan kalau harus gonta-ganti angkutan umum sambil gendong anak dan bawa barang-barang?
  • Bisa bawa banyak barang, karena ada bagasi sendiri.
  • Bisa berhenti kapan aja, selama ada tempat pemberhentian. Misalnya, mau beli oleh-oleh di pinggir jalan atau mau buang air kecil. Kalau naik bus, kita nggak bisa sembarangan nyuruh sopirnya berhenti, kan?
  • Anak-anak juga bisa lebih nyaman naik mobil sendiri, nggak berdesakan. Kalau rewel pun, nggak mengganggu penumpang lain. Bisa tiduran, kalau kursinya nggak penuh.
  • Bisa ngasih tumpangan gratis ke orang lain juga, terutama saudara atau kerabat yang mau ikut jalan-jalan.Termasuk sedekah, kan? 

Jadi, nggak salah dong kalau saya punya mobil impian? Nggak harus mobil baru, mobil bekas pun boleh asal masih bagus. Alhamdulillah, impian untuk  punya mobil pun sudah terwujud. Sebuah Toyota Rush Silver yang dibeli patungan bersama suami (tapi banyakan suami saya sih yang bayar :D). Mengapa kami memilih Toyota Rush?

mobil baru, mobil bekas, harga mobil, mobil murah
Sebelum dipakai, dicuci dulu yah....
  • Sudah ada pengalaman dari saudara dan kerabat yang memakai Toyota Rush, jadi kami bisa pelajari kondisi mobilnya. Menurut mereka sih oke.
  • Bisa dipakai untuk perjalanan jauh pulang kampung dan dengan kondisi jalan yang rusak, berliku-liku, curam, bahkan terjal.
  • Ada 8 kursi untuk orang dewasa, jadi kalau ditambah dengan anak-anak yang dipangku pun bisa. Otomatis, bisa untuk keluarga besar.
  • Bagasi luas, bisa membawa banyak barang, apalagi barang kebutuhan anak-anak kan cukup  banyak. belum ditambah dengan oleh-oleh dari kampung. Bapak mertua saya punya lahan pertanian, jadi kalau kami pulang saat panen, bisa bawa macam-macam hasil pertanian dari tomat, timun, cabai, sampai beras. Tuh, kan, coba kalau pakai bus, mana mungkin bisa bawa hasil panen sebanyak itu?
  • Tempat servis Toyotanya ada di mana-mana, jadi bisa pakai suku cadang asli Toyota dan nggak takut kena tipu-tipu. 

mobil baru, mobil bekas, harga mobil, mobil murah
Bagasi luas, sampe bisa bawa kipas juga lho :D
mobil baru, mobil bekas, harga mobil, mobil murah
Yuk, kita jalan-jalan!

mobil baru, mobil bekas, harga mobil, mobil murah
Bayi pun bisa tidur dengan nyaman

Mau beli mobil, nggak usah bingung. Cari saja di situs penyedia jual beli mobil. Kita bisa langsung  pilih mobil impian yang sesuai dengan isi kantong, langsung saja cek daftar harga mobil. Kalau isi kantongnya nggak mencukupi, kita bisa bayar dengan cara mencicil. Mobil murah juga tersedia, pokoknya menyesuaikan dengan keuangan kita. Ada alat untuk memperkirakan berapa biaya cicilan per bulannya juga, lho. Juga ada artikel-artikel mengenai berita-berita di dunia otomotif, tips-tips merawat mobil, daftar showroom mobil, spesifikasi dan komparasi, bahkan bisa menjual mobil kita lagi siapa tahu mau diganti dengan yang baru.  Kalau mau beli mobil bekas, nggak usah takut kena tipu, karena profil penjual dan alamatnya juga disebutkan. Mobilnya bisa dibawa ke rumah kita dan nego di tempat.

Asyik, nih. Kalau nanti saya dan suami mau ganti mobil, tinggal jual saja mobil yang lama dan beli lagi mobil baru yang sesuai keinginan ^_^ 





Kamis, 25 Juni 2015

Blogger Muslimah: Saatnya Muslimah Berdakwah Melalui Blog

Beberapa hari yang lalu, saya menyaksikan tayangan talkshow di televisi yang dipandu oleh Ustazah Pipik Dian Irawati (istri almarhum Ustadz Jefri Al Bukhari) dan Okky Setiana Dewi. Temanya tentang berdakwah. Okky menyebutkan hadist yang berbunyi: "Dari Abdullah bin 'Amr, sesungguhnya Nabi Saw bersabda, "sampaikanlah dariku walaupun hanya sepotong ayat," (HR. Bukhari, Tarmidzi, Ahmad).


Saya sudah mengetahui hadist itu sejak kuliah dan menjadi salah satu yang memotivasi saya untuk berdakwah melalui tulisan. Mengapa melalui tulisan? Karena saya tidak piawai berdakwah melalui lisan. Maklum deh, suara saya level 2 kalau bicara di muka umum hehehe.... Berhubung saya sudah suka nulis dari SD, ya kenapa tidak berdakwah melalui tulisan? Saya mulai sering memasukkan nilai-nilai agama yang saya pahami melalui cerpen-cerpen yang saya kirimkan ke Majalah Annida (sekarang berubah menjadi situs Annida Online). 

Kesulitannya berdakwah di media cetak adalah harus menunggu lama agar tulisannya dimuat. Itupun kalau dimuat. Sebelum cerpen pertama saya dimuat, saya harus menerima penolakan sebanyak 9 kali! Lumayan deh, karena mengarang cerpen itu kan tidak mudah. Kita harus berkhayal dulu, apalagi kalau cerpennya mengandung muatan Islam. Kita harus bisa memasukkan muatan Islam tersebut supaya tidak terkesan menceramahi.

Sebenarnya sudah sejak 8 tahun lalu saya mengenal blog. Blog pertama adalah Multiply, tapi jarang dibuka dan diisi. Sekali diisi, isinya curhat-curhat hihihi.... Saya belum terpikir untuk berdakwah melalui blog, karena memang saya sendiri jarang baca-baca blog orang. Komunitas blogger? Sama sekali tidak ada. Buka blog hanya sesempatnya. Saya lebih fokus menulis  buku dan cerpen. Baru tahun 2012, saya tertarik ngeblog lagi. Blog Multiply sudah ditutup, jadi saya membuka blog di Blogspot ini. 

Awalnya, saya ngeblog tanpa tendensi apa-apa. Hanya ingin memindahkan tulisan ke blog, eh tapi kolom komentar kok sepi ya? Paling hanya satu dua orang saja yang komentar. Sampai kemudian saya bergabung dengan beberapa komunitas blogger, baru deh saya mengetahui seluk beluk blogging. Yap, bergabung dengan komunitas blogger memang menuai banyak manfaat. Selain jadi dapat teman baru, ilmu baru, saya juga mendapatkan penghasilan lumayan dari ngeblog. Malah sekarang keasyikan ngeblog daripada nulis buku T_T

Lalu, kembali lagi ke tayangan beberapa hari itu. Tentang berdakwah dan menyampaikan kebaikan walaupun hanya satu ayat. Ah, iyaa..... Saya keasyikan ngeblog buat nyari penghasilan, kapan berdakwahnya? Alhamdulillah, saya bertemu komunitas blogger lain, yang baru dibentuk: BLOGGER MUSLIMAH. Saya lupa apakah saya masuk sendiri atau dimasukkan orang lain ya, saking  banyaknya komunitas blogger. Begitu masuk, ternyata foundernya Uni Novia Syahidah, penulis yang sudah tidak asing lagi buat saya. 

Tagline Blogger Muslimah: Gerakan Menuju Sholehah, itu menarik sekali buat saya. Kenapa tidak, blog dijadikan wadah untuk berdakwah, sekalipun hanya satu ayat? Jika selama ini kita berbondong-bondong mencari penghasilan melalui blog, kenapa tidak sekalian mencari pahala melalui blog?  Selain diniatkan untuk menyampaikan kebaikan, kita juga sembari belajar. Belajar Islam harus dilakukan terus menerus, karena ada kalanya kita berada pada titik terendah keimanan. Jadi, kita harus terus memperbarui keimanan kita dengan mempelajari ayat-ayat Al Quran dan hadist.

Komunitas blogger seperti Blogger Muslimah dapat menyemangati untuk terus bergerak menuju sholehah. Menyampaikan dakwah Islam yang indah melalui blog. Kita tidak perlu menunggu tulisan diacc dulu oleh media cetak atau penerbit, bisa langsung diposting di blog dan dibaca orang banyak. Yuk, ah, semangat berdakwah melalui blog bersama komunitas Blogger Muslimah! Mumpung bulan Ramadan, di mana pahala kebaikan dilipatgandakan.

Rabu, 24 Juni 2015

Sambut Ramadhan 2015 bersama DealGoing



Sambut Ramadhan 2015 bersama DealGoing!

Ramadan Tiba….
Ramadan Tiba….
Jingle lagu bertema Ramadan yang sering diputar di televisi itu bernada riang dan gembira menyambut Ramadan. Yup, sebagai muslim, kita memang harus riang dan gembira menyambut kedatangan bulan yang mulia. Bulan di mana rahmat, ampunan, dan pahala diberikan dengan nilai yang setara dengan seribu bulan. Bahkan, doa-doa kita pun lebih mudah dikabulkan karena doa orang yang berpuasa itu termasuk salah satu doa yang makbul. Masya Allah! 


Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah bersabda, ‘Setiap amalan kebaikan yang dilakukan manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga 700 kali lipat. Allah SWT berfirman, ‘Kecuali, amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan, yaitu kegembiraan ketika dia berbuka dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Rabb-nya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.(HR Bukhari dan Muslim). 

Keutamaan bulan Ramadan adalah lebih utama daripada seribu bulan. Alangkah sayangnya jika kita menyia-nyiakan bulan Ramadan begitu saja. Kalau perlu, kedatangan bulan Ramadan sudah kita siapkan dua bulan sebelumnya. Siapkan hati, pikiran, dan tenaga agar bisa menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan sebaik-baiknya. Bukan hanya ibadah puasa, tapi juga ibadah-ibadah lainnya. Sambut bulan Ramadan dengan ceria dan semangat untuk mencapai kemenangan di hari raya Idul Fitri nanti. 

Mestinya, bulan Ramadan itu bisa menghemat pengeluaran rumah tangga, karena semua umat muslim sedang berpuasa. Puasa, maknanya menahan hawa nafsu, termasuk nafsu berbelanja. Apa daya, harga-harga justru naik semua di bulan puasa. Untungnya ada Deal Going, Mall Diskon. Kita bisa belanja persiapan kebutuhan Ramadan dengan diskon besar-besaran. Deal Going Mall Diskon juga memberikan sale 75% khusus di bulan Ramadan ini untuk produk-produk tertentu. 

Sambut Ramadhan 2015 bersama DealGoing

Apa saja persiapan menyambut bulan Ramadan?
Persiapan Ibadah
Ibadah di bulan Ramadan bukan hanya tidur, lho. Mentang-mentang lapar, lalu kita tidur seharian. Ya, tidak begitu juga. Perbanyak amalan ibadah seperti salat (ditambah dengan salat sunah), membaca Al Quran, bersedekah, bekerja yang halal, dan sebagainya. Terutama membaca Al Quran, pasang target mau menamatkan berapa kali. Minimal bisa  khatam (tamat membaca Al Quran) satu kali, deh. Sewaktu saya kecil dulu, orangtua selalu memberi target kepada anak-anaknya agar berlomba-lomba membaca Al Quran. Siapa yang khatam membaca Al Quran di bulan Ramadan, dialah pemenangnya. 

Mengapa membaca Al Quran sangat diutamakan di bulan Ramadan? Karena Al Quran diturunkan di bulan Ramadan, yang dikenal dengan sebutan “Nuzulul Quran,” tepatnya tanggal 17 Ramadan. Waktu itu, Nabi Muhammad Saw sedang berada di Gua Hira untuk merenung, tiba-tiba datanglah Malaikat Jibril, menyampaikan ayat pertama yang diwahyukan Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw, Al Quran surat Al Alaq ayat 1-5. Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” 

Dari surat pertama itulah, kita diharuskan membaca Al Quran setiap hari, agar kita mengetahui mengapa Allah Swt menciptakan kita dan apa tujuan kita diciptakan. Al Quran adalah mukjizat Nabi Muhammad Saw, seorang lelaki yang buta huruf tapi bisa membaca ayat-ayat Allah Swt yang indah dan menakjubkan. Jangan biarkan kitab Al Quran kita berdebu di lemari, karena tidak pernah dibaca. Segala permasalahn di dunia ini, insya Allah ada jawabannya di dalam Al Quran. Belum bisa baca Al Quran atau belum bisa membaca Al Quran dengan lancar? Insya Allah, di mana ada kemauan di situ ada jalan. Kalau tidak sempat belajar Al Quran atau malu belajar Al Quran (karena usia sudah tua, misalnya), kita bisa belajar dari Al Quran digital, ENMAC QURAN RED PEN PQ15 yang dijual di DealGoing dengan harga diskon, dari Rp 740.000 menjadi hanya Rp 380.000. Kita bisa belajar membaca Al Quran dengan menyentuhkan pulpen digital ke ayat yang sedang kita baca, dan akan keluar suara bacaan Al Quran yang benar. Praktis, bukan?

Sambut Ramadhan 2015 bersama DealGoing

Persiapan Sahur Pertama
Makan sahur adalah salah satu sunah Ramadan. Mengapa sunah? Karena sahur memang tidak wajib dikerjakan, tapi bila dikerjakan akan mendapatkan pahala. Hikmahnya makan sahur, kita bisa punya simpanan kalori agar kuat berpuasa sehari. Sahur itu disunahkan di akhir waktu, ya sekitar satu jam menjelang imsak. Jangan terlalu dini makan sahurnya, nanti cepat lapar lagi. Bangun dini hari untuk makan sahur adalah tantangan tersendiri bagi umat muslim, terutama bagi yang jarang bangun malam, hayooo…. 

Saya sendiri beberapa kali mengalami telat bangun untuk makan sahur. Biasanya karena tidur terlalu malam dan tidak mendengar suara jam weker yang berbunyi (padahal sudah keras sekali lho  bunyinya). Itulah salah satu ujian orang berpuasa. Makanya, mempersiapkan makan sahur itu penting sekali. Terutama untuk ibu rumah tangga seperti saya, yang pastinya kebagian masak sahur. Kalau bangunnya lebih cepat, saya bisa masak beberapa menu yang praktis. Tapi, kalau terlambat bangun dan sudah dekat waktu imsak, saya harus menyiapkan makanan yang bisa cepat dimakan. Misalnya saja, roti tawar yang dioleskan Ovomaltine yang lagi hits itu lho. Saking enaknya, harga Ovomaltine Crunchy Cream Spread normalnya itu Rp 145.000 tapi di DealGoing, Mall Diskon hanya Rp 59.000. 

Sambut Ramadhan 2015 bersama DealGoing

Persiapan Berbuka Puasa
Berbuka puasa adalah momen yang ditunggu-tunggu semua umat Islam yang menunaikan ibadah puasa Ramadan. Ibu rumah tangga mesti sudah sibuk memasak makanan berbuka dari jam 4 sore. Apalagi kalau anak-anaknya sudah berpuasa, hidangannya mesti istimewa nih. Anak-anak yang baru belajar berpuasa, harus disemangati supaya puasanya lancar. “Berbuka dengan yang manis,” begitu katanya. Memang benar, karena gula darah kita turun selama berpuasa, makanan manis dapat menaikkan gula darah lagi. Tidak apa-apa makan makanan manis, asal tidak berlebihan. Sediakan cemilan manis untuk anak-anak. DealGoing juga mengadakan Flash Deal untuk beberapa snack pilihan dengan diskon sampai 65%. Buruan dipesan sebelum kehabisan, karena stoknya sangat terbatas. Anak-anak pasti suka.

Jadi, sudah siap Sambut Ramadhan 2015 bersama DealGoing?