Assalamu'alaikum... Helo... Happy Holiday yaa... Liburannya panjang nih, karena suami ambil cuti juga sampai tahun baru. Seperti bisa, saya liburan ke rumah mertua biar gratis tempat menginapnya hehe... Memang pas ada acara keluarga juga di Garut. Cerita-cerita liburan di Garutnya menyusul ya. Ini mah mau cerita liburan beberapa bulan lalu ke Bandung. Setelah saya cerita menginap dua malam di hotel DeJava, makan sore menjelang siang di Bakmi Apin Sukajadi, dan jalan-jalan ke Mall Paris Van Java, sekarang saya mau cerita tentang membeli oleh-oleh khas Bandung di tepi jalan.
Sebelum meninggalkan Bandung, kami mampir ke kios oleh-oleh yang bertebaran di pinggir-pinggir jalan. Namanya juga kota wisata, sudah tentu ada banyak kios oleh-oleh di Kota Bandung ini. Kami pilih beli di pinggir jalan saja, karena sudah nggak sempat mencari ke toko oleh-oleh. Berikut ini adalah empat oleh-oleh khas Bandung yang sudah terkenal dan banyak dijual di seputaran Bandung:
Cireng dan Batagor
Selain Bakso, di Bandung banyak dijual Cireng dan Batagor. Siapa yang nggak kenal Cireng dan Batagor? Walaupun ini disebut sebagai oleh-oleh khas Bandung, tapi sudah gampang dibeli di Bogor juga (tempat tinggal saya). Kalau yang ini bisa dibawa pulang. Harga sudah tertera pada gerobaknya, bisa dilihat di fotonya yah. Cireng itu singkatan dari Aci Digoreng. Aci adalah tepung sagu, karena Cireng ini dibuatnya memang dari tepung sagu. Batagor juga sebenarnya terbuat dari campuran tepung Aci juga.
Peuyeum Bandung
Tape yang satu ini berbeda dengan tape yang dijual di abang-abang keliling, karena lebih padat dan keras. Dijual kiloan, per kilonya Rp 10.000. Setelah beberapa hari, ada yang melunak, ada juga yang masih keras. Enak dimakan langsung atau ditambahkan ke dalam es campur. Bisa juga digoreng dengan tepung. Rasanya manis dan nggak asam. Terbuat dari singkong yang diberi ragi. Katanya sih, singkong yang dijadikan Peuyeum ini harus berumur 12 bulan.
Bolu Talas, Kue Moci, Brownies
Uhuui... ada Talas Bogor juga di sini, bolu yang terbuat dari tepung Talas ini memang enak sekali. Ada rasa Original (berwarna ungu), Green Tea (keju), dan Cokelat. Harga bolu Talas saat saya membelinya adalah Rp 30.000/ buah. Di atasnya ditaburi parutan keju yang cukup banyak. Bolunya juga lembut. Selain itu, juga ada Kue Moci, kue khas Tiongkok ini terbuat dari tepung sagu juga tapi diberi isian manisan, ada yang dari kacang tanah, kacang merah, dan lain-lain. Saya suka banget nih Kue Moci. Yang nggak kalah terkenal dari oleh-oleh khas Bandung adalah Brownies.
Aneka Keripik
Nah, ini dia cemilan untuk aneka suasana. Orang Bandung memang piawai membuat beraneka cemilan dari keripik ini. Di toko oleh-oleh yang saya singgahi ini, aneka keripik mendominasi. Terbuat dari beraneka ragam bahan, dari mulai singkong, tempe, tepung, ubi, dan lain-lain. Harganya juga terjangkau, kisaran belasan ribu. Ada keripik yang pedaaaas sekali. Hahaha... kapok deh makannya. Perut langsung mulaaasss... Baru kali ini saya nggak kuat makan yang pedas-pedas, karena terlalu pedas. Jadi, kalau nggak kuat makan yang pedas-pedas, mending nggak usah beli deh ya. Bagi Anda yang anggaran biaya untuk beli oleh-olehnya terbatas, mending beli aneka keripik saja karena bisa dapat banyak hehehe....
Oya, ada pengalaman yang mau saya bagi. Begitu selesai membeli oleh-oleh dan suami hendak menjalankan mobil kembali, tiba-tiba ada seorang lelaki yang menghampiri dengan membawa dua pak Strawberry dan Blueberry. Dia merayu kami untuk membeli. Katanya sih murah. Begitu ditanya harganya berapa, wadaaaw... Ternyata mahal, booo.... Sekitar Rp 70-80 ribu per paknya. Masa sih harganya segitu? Suami tertarik beli Blueberrynya, karena jarang ada. Ditawar Rp 50.000. Tadinya susah ditawar, tapi akhirnya dikasih. Dia bilang, dia pedagang yang jujur karena itu kemasannya nggak ditambah kardus di bawahnya supaya kelihatan banyak Blueberrynya. Kami hanya manggut-manggut, karena baru sekali beli juga, nggak tahu apa ada pedagang yang nggak jujur.
Nggak taunya.... APAAN?! Begitu kami buka di Garut, eh kemasan Blueberrynya ditambahi kardus dua susun, sehingga kelihatannya itu Blueberry isinya banyak, padahal hanya satu baris. Hadeeuuh... bisa aja ya orang kalau mau menipu. Dipikir-pikir, mahal juga Rp 50 ribu hanya dapat Blueberry yang nggak sesuai estimasi. Pas ngobrol-ngobrol dengan keluarga di Garut, nggak tahunya kalau di pasar, Blueberry isi segitu paling-paling Rp 20 ribu-an. Yaah... nggak apa-apalah, anggap aja amal ke pedagang itu. Mudah-mudahan hidupnya baik-baik saja meskipun menipu pembeli. Rupanya di jalanan Kota Bandung itu banyak pedagang Strawberry dan Blueberry itu, di lampu-lampu merah. Dikemas dalam kotak plastik ukuran yang cukup besar, sehingga kelihatannya isinya banyak. Hati-hati saja, semoga nggak mengalami apa yang saya alami. Isinya banyak, tapi kardus!
Ya udah deh, met jalan-jalan ke Bandung yaaa....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar